Rabu

Anak Muda yg Sombong

Dahulu kala hiduplah seorang anak muda yang bangga pada dirinya, bahkan cenderung angkuh lagaknya. Sikap seperti ini muncul akibat kecemerlangan otak pikirannya. Anak muda itu memang cerdas, cerdik, lihai, bahkan cenderung licik tabiatnya. Akibat kehebatannya, ia mengklaim, bahkan bernada menantang kepada siapa saja bahwa dirinya orang hebat, tak bisa ditipu oleh siapapun juga.

Kabar tentang sikap sombong ini sempat terdengar oleh Nasiruddin. Merasa penasaran, namun dengan niat menyadarkan, Nasiruddin Hoja segera menemui sang pemuda yang arogan. Suatu hari, tanpa disengaja Nasiruddin berpapasan dengan sang pemuda di perempatan jalan. Kontan, dia memanggil sang pemuda dengan teriakan, “Hai anak muda!” seru Nasiruddin sambil melambaikan tangan.

Pemuda itu lantas menghentikan langkahnya, apalagi dia tahu bahwa yang memanggil adalah Nasiruddin yang terbilang hebat dinegerinya.

Setelah Nasiruddin berada di hadapan sang pemuda, ia berkata: ”Aku mendengar kabar, engkau mengklaim diri sebagai pemuda hebat tak terkira.”

“Benar,” kata sang pemuda singkat, penuh dengan rasa percaya diri bahkan cenderung tinggi hati.

“Aku juga mendengar berita, engkau menantang siapa saja untuk mampu menipumu,” kata Nasiruddin dengan nada menyelidik.

“Itu juga benar,” kata sang pemuda dengan pongah gayanya.

“Oke, kalau begitu tunggu aku disini, ditempat ini. Sebentar lagi aku pasti akan memperlihatkan bukti bahwa aku adalah orang yang mampu menipumu, aku adalah orang yang mampu meruntuhkan kesombonganmu,’ kata Nasiruddin sambil beranjak pergi, meninggalkan sang pemuda.

”Baiklah, kita buktikan nanti, aku akan menunggumu di sini sampai engkau kembali,” jawab anak muda yang merasa dirinya tertantang oleh Nasiruddin.

Setelah menunggu menit demi menit, jam demi jam, Nasiruddin belum menampakkan batang hidungnya. Rasa jenuh, jengah dan marah mengganjal hati si pemuda tadi. Dalam hati ia berkata:”Mana itu manusia aneh yang berani menantangku tadi? Mungkin ia tak percaya diri untuk berhadapan denganku, sang manusia hebat ini." Itulah rasa sombong yang sempat menyemburat di hati sang pemuda tadi.

Ditengah kegelisahan waktu penantian, seorang kawan kebetulan lewat di hadapannya, sambil berkata heran, “sejak tadi kuperhatikan kau berdiri disini, di perempatan ini. Sobat, apa yang engkau cari? Atau siapa yang engkau nanti?”

Setelah mendengar cerita si anak muda, sang kawan langsung tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya, sembari ia berkata: “Kamu tolol sobat! Kamu telah di kibuli Nasiruddin.”

Mendengar informasi ini kontan muka sang pemuda memerah akibat malu campur aduk dengan rasa marah. Ia pun buru-buru berlalu dengan sedikit rasa malu akibat ketahuan berhasil ditipu oleh Nasrudin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar