Sabtu

Kursi Raja

Bahlul diundang ke perjamuan Raja. Disana telah berkumpul para menteri dan petinggi kerajaan lainnya, namun raja belum datang, kursi Raja masih kosong. Dengan tenang Bahlul duduk di singgasana raja. Orang2 gaduh, ramai sekali, disaat yang bersamaan datanglah sang Raja. Tentu saja murkalah ia. Oleh para pengawal, Bahlul diseret dan dicambuk berulang kali hingga berdarah-darah. Bahlul pun menangis tersedu-sedu hingga Raja pun berkata kepadanya,
"Bahlul! Berani2nya engkau duduk di kursiku. Tidak perlu engkau menangis, itu adalah salahmu, tanggunglah akibatnya." kata Raja murka.
"Demi Tuhan bukan cambukan ini yang membuat hamba menangis, tetapi baginda Raja-lah yang hamba tangisi." sahut Bahlul sambil terus menangis.
"Apa maksudmu?" tanya Raja heran.
"Wahai baginda.. hamba hanya setengah menit duduk di kursi itu. Tapi lihatlah hukumannya.. padahal baginda sudah bertahun2 duduk disitu, hamba tidak bisa membayangkan siksa yang baginda terima kelak di akhirat.." jawab Bahlul
Bergetarlah tubuh raja.. Dia tidak menyangka mendapatkan jawaban seperti itu. Dilepaskanlah si Bahlul.
"Baiklah, apa yang kamu inginkan sekarang untuk menebus kesalahanku." kata Raja lirih.
"Keadilan! Keadilan! Keadilan!" jawab Bahlul sambil tertawa lebar dan berlalu pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar